Jumat, 17 Agustus 2012

Rukun Sholat dan Sunah-Sunah dalam Sholat


D.  Rukun Sholat
Rukun sholat atau perkara yang wajib dilakukan saat menjalankan shalat. Rukun shalat ini berlaku untuk shalat fardhu atau sunnah. Jumlahnya ada 13 sebagai berikut:           
1.               Niat                
2.               Berdiri bagi yang mampu       
3.               Takbiratul ikhram.
4.               Membaca Al-Fatihah 
5.               Ruku’
6.               I’tidal 
7.               Sujud  
8.               Duduk diantara dua sujud     

Syarat Wajib dan Syarat Sah Sholat


         Syarat wajib:

1.                Islam, adapun orang yang tidak Islam tidak wajib atasnya sholat, berarti tidak dituntut di dunia karena meskipun dikerjakan juga tidak sah.
2.                  Suci dari hadas dan najis
3.                  Berakal, orang yang tidak berakal tidak wajib sholat
4.                  Baligh
5.                  Telah sampai dakwah Rasulullah SAW

Syarat sah:

1.               Masuk waktu shalat: shalat lima waktu baru sah apabila dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan. Misalnya, shalat dhuhur harus dilaksakan pada waktu dzuhur. Kecuali shalat qadha. Maka, boleh bahkan dianjurkan melaksanakan shalat qadha sesegera mungkin saat ingat.
2.               Suci dari hadats besar dan hadats kecil: hadats besar adalah haid, nifas dan junub (keluar sperma). Untuk mensucikannya harus dengan mandi junub atau jinabat. Hadats kecil adalah kentut dan menyentuh wanita bukan mahram. Cara mensucikannya adalah dengan berwudhu.

Rabu, 15 Agustus 2012

Definisi dan Sejarah Singkat serta Dalil dan Hukum Sholat


     A.    Definisi Sholat

Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah yang berarti do'a,. Sedangkan secara Syar’i (terminologi), sholat adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka dengan takbir (takbiratul ihram) dan ditutup dengan salam sesuai dengan syarat dan rukunnya.
Sholat merupakan rukun perbuatan yang paling penting diantara rukun Islam yang lain sebab ia merupakan pokok dari iman. Sholat memiliki kedudukan tertinggi diantara ibadah-ibadah yang lain karena sholat adalah tiang agama yang tidak bisa tegak agama kecuali dengannya.
Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi dengan ibadah manapun juga. Shalat merupakan tiang agama dimana shalat tidak dapat tegak kecuali dengan shalat itu sendiri.
Rasulullah SAW Bersabda :
“ Pokok urusan ialah Islam, sedangkan tiangnya ialah shalat, dan puncaknya adalah berjuang dijalan Allah.”  

Minggu, 12 Agustus 2012

Perbedaan Ekonomi Islam dengan Ekonomi Konvensional


I.            Pokok-Pokok Ekonomi Konvensional

Sistem Ekonomi Konvensional
Sistem ekonomi kapitalis diawali dengan terbitnya buku The Wealth of Nation karangan Adam Smith pada tahun 1776. Pemikiran Adam Smith memberikan inspirasi dan pengaruh besar terhadap pemikiran para ekonom sesudahnya dan juga pengambil kebijakan negara.
Lahirnya sistem ekonomi kapitalis, sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut dari perkembangan pemikiran dan perekonomian benua Eropa pada masa sebelumnya. Pada suatu masa, di Benua Eropa pernah ada suatu zaman dimana tidak ada pengakuan terhadap hak milik manusia, melainkan yang ada hanyalah milik Tuhan yang harus dipersembahkan kepada pemimpin agama sebagai wakil mutlak dari Tuhan. Pada zaman tersebut yang kemudian terkenal dengan sistem universalisme. Sistem ini ditegakkan atas dasar keyakinan kaum agama “semua datang dari Tuhan, milik Tuhan dan harus dipulangkan kepada Tuhan”.
Kemudian lahir pula golongan baru, yang mendekatkan dirinya pada kaum agama, yaitu kaum feodal. Mereka ini yang berkuasa di daerahnya masing-masing, lalu menguasai tanah-tanah dan memaksa rakyat menjadi hamba sahaya yang harus menggarap tanah itu. Sistem feodal hidup subur di bawah faham universalisme. Faham ini lebih terkenal dengan feodalisme. Jika kaum feodal memaksa rakyat bekerja mati-matian, maka kaum agama dengan nama Tuhan menghilangkan hak dari segala miliknya. Artinya kaum feodal yang bekerjasama dengan kaum agama, telah mempermainkan seluruh hak milik manusia untuk kepentingan mereka sendiri.

Sabtu, 11 Agustus 2012

HUBUNGAN IMAN DENGAN IBADAH DAN ETIKA/MORAL

    A. Hubungan Iman dengan Ibadah

Yang dimaksud dengan hubungan iman dengan ibadah dan moral adalah sejauh mana keimanan dapat mempengaruhi ibadah dan etika/moral dan sebaliknya. Keimanan atau akidah adalah fondasi dari semua ajaran Islam, yaitu akidah, syariah, dan akhlak. Aqidah adalah fondasi, syariah implementasi dari aqidah, sedangkan akhlak adalah hasil akhir atau muara dari seluruh ajaran Islam. Seseorang yang telah beriman atau beraqidah harus mengimplementasikan keimananya dengan syariah yaitu beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan sesame manusia dan alam sekitar. Sedang hasil dari aqidah dan ibadah seseorang adalah akhlak yang mulia yang dijiwai dalam hatinya dan dilaksanakan dalam perbuatan akhlak mulia. 

Islam adalah suatu cara hidup yang lengkap dan sempurna, yang merangkumi semua bidang kehidupan dunia dan akhirat, di mana dunia merupakan tanaman atau ladang yang hasil serta keuntungannya akan dituai dan dinikmati pada hari akhirat kelak.

Ibadah dalam Islam meliputi semua urusan kehidupan yang mempunyai paduan yang erat dalam semua lapangan hidup dunia dan akhirat, tidak ada pemisahan antara kerja-kerja mencari kehidupan di muka bumi ini dan hubungannya dengan balasan akhirat. Islam mengajarkan kepada kita setiap apa juga amalan yang dilakukan oleh manusia ada nilai dan balasan sama ada pahala atau siksa. Inilah keindahan Islam yang disebut sebagai ad-Deen yang lengkap sebagai suatu sistem hidup yang boleh memberi kesejahteraan hidup penganutnya di dunia dan di akhirat.

Dengan kata lain setiap amalan atau pekerjaan yang membawa manfaat kepada individu dan masyarakat selama ia tidak bercanggah dengan syarak jika sekiranya ia memenuhi syarat-syaratnya, seperti dikerjakan dengan ikhlas kerana Allah semata-mata bukan kerana mencari kepentingan dan mencari nama serta ada niat mengharapkan balasan dari manusia atau ingin mendapat pujian dan sanjungan dari manusia; maka amalan-amalan yang demikian akan mejadi ibadah yang diberi pahala di sisi Allah swt di akhirat kelak, insya’-Allah.

Jumat, 03 Agustus 2012

Tayamum


Tayamum

        Tayamum menurut bahasa artinya : bermaksud sengaja. Sedangkan pengertian tayamum menurut istilah syara’ adalah mengusap muka dan kedua tangan dengan menggunakan debu yang mensucikan menurut cara yang khusus.
Sedangkan pengertian tayamum menurut istilah lain ialah Meratakan debu yang suci ke wajah dan kedua tangan disertai dengan niat dan cara tertentu. Yang demikian itu bukan berarti ia diperintahkan untuk melumuri wajah dan tangannya dengan debu, melainkan yang dimaksud adalah hendaknya ia meletakkan tangannya di atas batu dan lain sebagainya.
Tayamum di lakukan sebagai pengganti wudhu karena ada sebab-sebab sebagai berikut, yaitu :
1.  Tidak adanya air.
Setelah shalat tidak wajib mengulang lagi shalat apabila sudah mendapatkan air. Sedangkan dalam keadaan junub/hadats besar, maka wajib mandi bila mendapatkan air. Karena tayamum menghilangkan hadats.
2. Tidak mampu menggunakan air, seperti orang lemah, atau orang yang dipenjara
3. Sakit atau memperlambat sembuh dari sakit bila menggunakan air
4. Jumlah air sedikit dan lebih dibutuhkan untuk menyambung hidup (minum).